(8 Agst 06-22 Jan 07)
KEHILANGANMU I
Lama Tak Kutuang Rasa Dalam Pena
Kini Kucoba Tumpahkan Semua
Gelisah Di Jiwa Saat Kepiluan Datang Mendera
Kucoba Tak Percaya
Kucoba Sembunyi Dalam Perisai Bahagia
Dengan Membuka Segala Kenangan Indah Bersama
Namun …….
Rasa Perih Tetap Ada Menyayat Jiwa
Kecewa Yang Tlah Menodai Hati
Menorehkan Luka Di Dada
Saat Sebuah Kejujuran Merenggut Harapan
Walau Ku Akui Kejujuranmu Itu
Adalah Yang Terbaik Untukku
Namun …..
Ketakutan Kini Menggelayuti Hatiku
Dalam Menunggu Kehancuran Cintamu Padaku
Karna Kini Tlah Kau Temukan Pujaan Hatimu
Yang Kan Mengisi Harapan Cintamu
Dan Menggantikan Semua Tentangku
Kasih ……
Kumohon Padamu Sisakan Sejengkal Hatimu Untukku
Untukku Mengukir Harap Tentangmu
Walaupun Hanya Sebuah Sudut Dalam Bilik Hatimu
Karna Kusadar Tahta Di Hatimu Kini Bukan Lagi Milikku
Kasih …..
Kumohon Sisakan Setetes Cintamu Untukku
Tuk Obati Kerinduanku Padamu
Karna Ku Tahu Telaga Cintamu
Kini Bukan Lagi Untukku
Kasih …..
Kumohon Sisakan Sekeping Rindu Untukku
Walau Kini Kutahu Tlah Tumbuh Seribu Rindu Untuknya
Kasih …..
Luangkan Sedikit Waktu Untukku
Untukku Cerita Tentang Semua
Cinta, Rindu Dan Harapku Yang Terlalu Besar Untukmu
Walau Mungkin Semua Tak Bermakna Bagimu
Kasih …..
Kuharap Jangan Nistakan Aku Di Hadapanmu
Walau Kini Ku Mengemis Cinta Yang Tersisa Di Hatimu
Kasih …..
Maafkan Aku
Bila Ku Tak Mampu Melupakanmu,
Tak Mampu Menepiskan Cintaku Padamu,
Dan Tak Mampu Membuang Harapanku Padamu.
Karna Semua Tlah Terukir Di Relung Hatiku
Kasih ….
Kini Hanya Doaku Yang Mengiringi Harapku
Semoga Yang Kuasa Memberikan Kebahagiaan Bagi Kita
Dan Semoga Dalam Iringan Waktu
Yang Kuasa Mengembalikan Cinta, Rindu Dan Harapmu Untukku
Sehingga Kau Tetap Menjadi Bidadari Mungilku Seperti Dulu
Amiiiin.
H AMPA
Lentera itu kini tlah kau padamkan
Api yang dulu membakar
Itupun tlah kau bekukan
Lunglai kini langkah yang terayun
Iringi ratapan di jiwa
Mungkinkah masih tersisa sejengkal rasa?
Atau semua tlah kau leburkan?
Fikirku buntu tersumbat kecewa
Riangku sirna di telan hampa, saat
Untaian cintamu padaku tlah terberai, dan
Rindumu untukkupun kini tlah berlalu
Oh Tuhanku ……..
Haruskah kini sepi menjalar dihati?
KEHANCURAN
Ada goresan luka terasa
Saat penantian dalam kerinduan
Tlah berbuah kehampaan
Tinggi lamunan yang kuangankan
Kini hanya sesuatu yang tlah basi
Rengkah luka kini tlah menganga
Seiring kerinduanku yang tlah membatu
Ada rasa ngilu yang menusuk kalbuku
Kasih…..
Salahkah aku ?
Bila seonggok keraguan masih membelenggu?
Kasih…..
Salahkah aku?
Bila batinku tanyakan ketulusanmu?
Kasih….
Beriku keyakinan
Sebelum ku kuhancur oleh rasa cintakuKasih….
Masihkah kerinduan ada dihatimu untukku?
Masihkah cintamu padaku bersemayam di lubuk hatimu?
Masihkah kan kau sambut asa di hatiku?
Walau kini ku akui saatku tlah berlalu
Kekalahanpun harus kuterima
Tanpaku harus menyalahkanmuKasih….
Terima kasih ku ucap setulus hatiku untukmu
Karna pernah kau berikan aku rasa bahagia
Karna pernah kau berikan cinta setulus hatimu
Walau kini semua takkan pernah kurasakan lagi
Aku yang merindukan kehadiranmu dan masih mencintaimu
KEPEDIHAN HATIKU
Jingga terpancara dari sinar mentarimu
Menyinari sudut-suut relung hatiku
Nyanyian serangga bagai kidung surgawi
Senandung yang membuai dan melenakan jiwa
Namun….
Mengapa malam begitu cepat datang?
Sedangkan keindahan itu masih ingin ku nikmati
Haruskah gelap malam mengurai kasih kita?
Hinga kita melangkah sendiri-sendiri
Untuk mengais sisa sisa keindahan yang pernah kita cipta
Sedang kita tahu hanya impian saja yang kan kita temui
Bukan kenyataan seperti tyang kemarin kita rasa
Aku tak mampu membayangkan
Apalagi harus merasakannya
Perpisahan di simpang jalan yang kita temui
Sedang diriku masih ingin menjajari langkah kakimu
Walau ku tahu jalan yang kita lalui penuh lubang dan mendaki
Tapi bila itu yang kau inginkan
Ku tak mampu lagi jejakkan langkahku
Yang tlah limbung di telan duka
Senin 14 Agustus 2006 (2)
Kala mentari lelap di peraduan malam
Kesendirian mengusik bayangmu
Terkenang jelas
Sekilas mengikat erat
Biru kelabu nuraniku
Dan gelap malampun membelenggu jiwaku
Yang rindu akan cahaya kasihmu
Kala kesendirian terasa menyiksa
Kucoba berlari
Bersimpuh dalam sesal
Yang menyenandungkan
Kidung biru dihatiku
Tentang asa,rindu & asmara
Namun….
Saat kusadar
Kenyataan bukanlah anganku
Walau ku ingin anganku jadi nyata
Semakin samar kutatap warna cintamu
Semakin menghilang dari pandangan mataku
Semakin redup kulihat rona biru hatimu
Semakin menjauh dari rengkuhku
Semakin memudar rasa rindu di hatimu
Semakin sulit kucoba tuk menggapai
Namun ….
Ada senyummu di sela malamku
Inikah airmataku yang leleh?
Menahan kerinduan
Taiada lagi mengejar detik
Seakan malam berhenti mengalir
Tersumbat kepedihan didada
Kristal kerinduanpun mebatu
Seiring patahnya sebuah asa
Yang mendamba luruhan embun
Tuk menghapus gersang di padang jiwaku
Masih juga darah mengucur merah
Tetes nanah mengalir dari rengkah luka
Dan di sudut sana terlihat
Lukisan biru yang retak
Terbingkai kepedihan
Benang asa yang tlah terajutpun
Kini koyak terserak
Teronggok bersama serpihan angan
Masih juga ada rindu di hatiku
Walau api cemburu menjilat sukma
Masih juga ada cinta yang kurasa
Walau perih menyiksa jiwa
Masih juga bayangmu menghias anganku
Walau cintamu bukan lagi milikku
Senin 14 Agustus 2006 (4)
Oh bulan…
Kau janjikan purnamamu
Tuk indahkan malam kami
Kau janjikan purnamamu
Tuk bahagiakan cerita cinta kami
Kau janjikan purnamamu
Tuk ikatkan janji kami
Oh bulan…
Mengapa….
Purnamamu kini merenggut bahagiaku
Mengapa kau hempaskan aku dalam pilu
Disaat anganku membumbung
Dan menunggu bahagia di bawah purnamamu
Pekat malam membutakan arahnya
Burung malam mematok kepalanya
Membawanya melesat ke langit hitam
Hingga dia tak dapat lagi tuk berpikir
Tentang siapa dirinya
Kini dia masih terdiam terpaku menanti pagi
Tiada lelah dia berdiri
Bagai patung pualam disampingnya
Walau dia tahu pagi tiada kan datang
Karna matahari takkan pernah bersinar
KEPEDIHANKU II
Selasa 15 agustus 2006
Berat langkah kaki kujejakkan
Dalam perjalanan mencari kepastian
Gelap kutelusuri jalan mendaki
Dalam debar keraguan yang menyiksa jiwa
Bayang kepedihan menggantung di pelupuk mata
Menggerogoti setiap sendi
Menjalar dalam aliran nadi
Namun …..
Ku coba tuk kuatkan hati
Demi setitik asa yang masih tersisa
Kucoba seret langkah kaki
Mengusir bayang ketakutan
Dan kini…..
Akhirnya kutemukan sebuah keyakinan
Yang terucap lembut lewat bibirmu
Asapun kini kembali mengalir
Mengisi setiap rongga jiwaku
Malamkupun kini kembali terisi
Taburan rasa bahagia
Ku berharap semoga….
Harapan ini adalah sebuah kejujuran
Yang muncul dari sanubarimu
Doaku semoga….
Kebahagiaan yang pernah kurasa
Tetap terjaga untuk selamanya
Bersama cinta di hatimu untukku
Dan semoga….
Bidadari mungilku kan kembali
Seperti bidadari mungilku yang dulu
Yang kan ukirkan bahagia bersama
Seperti dahulu
Amin ….
Kala kudengar sebuah janji
Yang kau ucap dari bibirmu mungilmu
Tentang asa yang selalu ku damba
Ada bahagia terasa
Kala kudengar
Kau ucap kata sayang dari mulutmu
Ada angan yang tumbuh kembali
Perlahan kucoba kumpulkan kembali
Serpihan asa yang tersisa
Perlahan ku coba baitkan kembali
Senandung asa yang yang hampir sirna
Kasih…
Kuharap apa yang kau ucap di malam ini
Adalah janji pasti yang kan selalu kau tepati
Kasih ….
Kuharap kata sayang yang kau ungkap di malam ini
Adalah sebuah kejujuran di hatimu
Hingga ku takkan lagi merasakan pedih di hati
Kasih ….
Kuharap kan selalu kau jaga cinta di hatimu untukku
Walau ku tahu kini hatimu tlah terbagi
Kasih ….
Kuharap asa yang malam ini kau berikan untukku
Adalah asa yang sebenarnya
Hingga ku merasa bahagia
Kasih ….
Janjimu, sayangmu, dan asa yang kau berikan
Semoga tiada kan pernah ternodai
KEHILANGANMU I
Lama Tak Kutuang Rasa Dalam Pena
Kini Kucoba Tumpahkan Semua
Gelisah Di Jiwa Saat Kepiluan Datang Mendera
Kucoba Tak Percaya
Kucoba Sembunyi Dalam Perisai Bahagia
Dengan Membuka Segala Kenangan Indah Bersama
Namun …….
Rasa Perih Tetap Ada Menyayat Jiwa
Kecewa Yang Tlah Menodai Hati
Menorehkan Luka Di Dada
Saat Sebuah Kejujuran Merenggut Harapan
Walau Ku Akui Kejujuranmu Itu
Adalah Yang Terbaik Untukku
Namun …..
Ketakutan Kini Menggelayuti Hatiku
Dalam Menunggu Kehancuran Cintamu Padaku
Karna Kini Tlah Kau Temukan Pujaan Hatimu
Yang Kan Mengisi Harapan Cintamu
Dan Menggantikan Semua Tentangku
Kasih ……
Kumohon Padamu Sisakan Sejengkal Hatimu Untukku
Untukku Mengukir Harap Tentangmu
Walaupun Hanya Sebuah Sudut Dalam Bilik Hatimu
Karna Kusadar Tahta Di Hatimu Kini Bukan Lagi Milikku
Kasih …..
Kumohon Sisakan Setetes Cintamu Untukku
Tuk Obati Kerinduanku Padamu
Karna Ku Tahu Telaga Cintamu
Kini Bukan Lagi Untukku
Kasih …..
Kumohon Sisakan Sekeping Rindu Untukku
Walau Kini Kutahu Tlah Tumbuh Seribu Rindu Untuknya
Kasih …..
Luangkan Sedikit Waktu Untukku
Untukku Cerita Tentang Semua
Cinta, Rindu Dan Harapku Yang Terlalu Besar Untukmu
Walau Mungkin Semua Tak Bermakna Bagimu
Kasih …..
Kuharap Jangan Nistakan Aku Di Hadapanmu
Walau Kini Ku Mengemis Cinta Yang Tersisa Di Hatimu
Kasih …..
Maafkan Aku
Bila Ku Tak Mampu Melupakanmu,
Tak Mampu Menepiskan Cintaku Padamu,
Dan Tak Mampu Membuang Harapanku Padamu.
Karna Semua Tlah Terukir Di Relung Hatiku
Kasih ….
Kini Hanya Doaku Yang Mengiringi Harapku
Semoga Yang Kuasa Memberikan Kebahagiaan Bagi Kita
Dan Semoga Dalam Iringan Waktu
Yang Kuasa Mengembalikan Cinta, Rindu Dan Harapmu Untukku
Sehingga Kau Tetap Menjadi Bidadari Mungilku Seperti Dulu
Amiiiin.
H AMPA
Lentera itu kini tlah kau padamkan
Api yang dulu membakar
Itupun tlah kau bekukan
Lunglai kini langkah yang terayun
Iringi ratapan di jiwa
Mungkinkah masih tersisa sejengkal rasa?
Atau semua tlah kau leburkan?
Fikirku buntu tersumbat kecewa
Riangku sirna di telan hampa, saat
Untaian cintamu padaku tlah terberai, dan
Rindumu untukkupun kini tlah berlalu
Oh Tuhanku ……..
Haruskah kini sepi menjalar dihati?
KEHANCURAN
Ada goresan luka terasa
Saat penantian dalam kerinduan
Tlah berbuah kehampaan
Tinggi lamunan yang kuangankan
Kini hanya sesuatu yang tlah basi
Rengkah luka kini tlah menganga
Seiring kerinduanku yang tlah membatu
Ada rasa ngilu yang menusuk kalbuku
Kasih…..
Salahkah aku ?
Bila seonggok keraguan masih membelenggu?
Kasih…..
Salahkah aku?
Bila batinku tanyakan ketulusanmu?
Kasih….
Beriku keyakinan
Sebelum ku kuhancur oleh rasa cintakuKasih….
Masihkah kerinduan ada dihatimu untukku?
Masihkah cintamu padaku bersemayam di lubuk hatimu?
Masihkah kan kau sambut asa di hatiku?
Walau kini ku akui saatku tlah berlalu
Kekalahanpun harus kuterima
Tanpaku harus menyalahkanmuKasih….
Terima kasih ku ucap setulus hatiku untukmu
Karna pernah kau berikan aku rasa bahagia
Karna pernah kau berikan cinta setulus hatimu
Walau kini semua takkan pernah kurasakan lagi
Edisi Senja Kamis 10 Agustus 2006
Kasih….
Di penghujung senja ini, kurasakan ada sesuatu yang tlah hilang. Sebuah senyum yang dulu slalu menghias perjumpaan, kini berganti tatap kosong yang menyesakkan.
Kasih ……
Di keremangan senja ini, kurasakan ada perbedaan sikapmu padaku. Kurasakan hilangnya kerinduan di hatimu untukku. Mengapa perubahan ini terjadi begitu tiba-tiba?
Kasih …..
Dalam penantianku dan kerinduanku, kurelakan waktu demi menunggumu. Kuberharap kau datang tuk obati rinduku. Bahkan kusempatkan waktu hanya untuk menatap senyummu walau hanya sekilas. Namun saat kau melihatku mengapa kau menghindar dariku?, dan kau balikkan arah perjalanan. Walau akhirnya kita bertemu juga.
Kasih …..
Ingatkah saat kita berbagi tawa, rindu, ceria, dan berbagi bahagia bersama dalam indahnya cinta diantara kita?
Kasih….
Ingatkah kemesraan yang pernah kita rasakan bersama kala kau nyanyikan lagu-lagu yang kau suka dan akhirnya akupun menyukaimu? Hingga kinipun masih begitu nyata dalam ingatanku saat kau nyanyikan lagu : MASIH, ADA APA DENGANMU, DI BELAKANGKU, KUKATAKAN DENGAN INDAH, MUNGKIN NANTI, WAHAI KAU CINTAKU, KAU AURAKU, LAGUNYA ROSA, KERIS PATIH, Melly, UNGU, dll
Kasih ….
Masih ingatkah kau tentang segala kenangan manis yang tlah kita lalui bersama seperti kehujanan saat perjalanan mencari tugas, bergandeng tangan di tepi sungai, nonton lomba anak2 bernyanyi, rumah terbakar, saat menulis di kain spandukpada malam perpisahan, makan sepiring berdua, Menikmati perkemahan di bawah sinar bulan, nonton band bersama dengan lagu My Heart, makan sepiring berdua, naik gunung dalam perjalanan beramai-ramai, Saat duduk berdua ku genggam jemarimu dan ku belai rambutmu?
Kasih…..
Ingatkah janji yang pernah kita ikrarkan bersama? Bahwa kita takkan saling meninggalkan walau apa yang kan terjadi?
Kasih ….
Ingatkah kau berkata kan menerima aku apa adanya? Bahkan kala kutanyakan tentang semua ini berulang kali jawabmu tetap sama.
Kasih…
Walau berat hati aku sadar, bahwa aku harus menerima apa yang telah terjadi pada dirimu. Kukan coba untuk memahami keputusanmu untuk berbagi rasa dengannya, kalau memang itu yang kau inginkan. Asalkan kita masih tetap bersama.
Kasih ….
Ku berjanji takkan menuntut apapun darimu asalkan kau masih tetap mencintaiku seperti dulu. Ku takkan pernah menanyakan apapun yang kau lakukan dengannya walaupun sebenarnya ini teramat berat bagiku karena besarnya rasa cintaku padamu.
Kasih….
Janganlah kau perlakukan seperti ini. Janganlah kau selalu menghindariku. Luangkanlah waktumu untukku seperti dulu.
Kasih ….
Jangan kau siksa aku seperti ini. Jika aku salah tunjukkan kesalahanku, hingga aku dapat memperbaikinya. Kuakui selama ini aku memang terlalu banyak menuntut padamu. Tanpa menyadari keadaanku dan posisiku. Bahwa memang sebenarnya aku tak pantas bagimu mengingat terlalu banyaknya perbedaan diantara kita
Kasih ….
Janganlah kau tinggalkan aku begitu saja. Karna bagaimanapun aku pernah merasakan ketulusan cintamu. Kini kau boleh perlakukan aku seperti apapun yang kamu mau, asalkan kau masih tetap bersamaku
Kumohon padamu. Kabulkanlah pintaku karena sebenarnya aku begitu mencitaimu melebihi segalanya.
Kasih ….
Jangan kau biarkan hariku berlalu tanpa indahnya senyum di bibirmu. Seperti saat-saat yang telah kita lalui bersama. Please datanglah padaku dengan senyum dan bahagiamu.
Di penghujung senja ini, kurasakan ada sesuatu yang tlah hilang. Sebuah senyum yang dulu slalu menghias perjumpaan, kini berganti tatap kosong yang menyesakkan.
Kasih ……
Di keremangan senja ini, kurasakan ada perbedaan sikapmu padaku. Kurasakan hilangnya kerinduan di hatimu untukku. Mengapa perubahan ini terjadi begitu tiba-tiba?
Kasih …..
Dalam penantianku dan kerinduanku, kurelakan waktu demi menunggumu. Kuberharap kau datang tuk obati rinduku. Bahkan kusempatkan waktu hanya untuk menatap senyummu walau hanya sekilas. Namun saat kau melihatku mengapa kau menghindar dariku?, dan kau balikkan arah perjalanan. Walau akhirnya kita bertemu juga.
Kasih …..
Ingatkah saat kita berbagi tawa, rindu, ceria, dan berbagi bahagia bersama dalam indahnya cinta diantara kita?
Kasih….
Ingatkah kemesraan yang pernah kita rasakan bersama kala kau nyanyikan lagu-lagu yang kau suka dan akhirnya akupun menyukaimu? Hingga kinipun masih begitu nyata dalam ingatanku saat kau nyanyikan lagu : MASIH, ADA APA DENGANMU, DI BELAKANGKU, KUKATAKAN DENGAN INDAH, MUNGKIN NANTI, WAHAI KAU CINTAKU, KAU AURAKU, LAGUNYA ROSA, KERIS PATIH, Melly, UNGU, dll
Kasih ….
Masih ingatkah kau tentang segala kenangan manis yang tlah kita lalui bersama seperti kehujanan saat perjalanan mencari tugas, bergandeng tangan di tepi sungai, nonton lomba anak2 bernyanyi, rumah terbakar, saat menulis di kain spandukpada malam perpisahan, makan sepiring berdua, Menikmati perkemahan di bawah sinar bulan, nonton band bersama dengan lagu My Heart, makan sepiring berdua, naik gunung dalam perjalanan beramai-ramai, Saat duduk berdua ku genggam jemarimu dan ku belai rambutmu?
Kasih…..
Ingatkah janji yang pernah kita ikrarkan bersama? Bahwa kita takkan saling meninggalkan walau apa yang kan terjadi?
Kasih ….
Ingatkah kau berkata kan menerima aku apa adanya? Bahkan kala kutanyakan tentang semua ini berulang kali jawabmu tetap sama.
Kasih…
Walau berat hati aku sadar, bahwa aku harus menerima apa yang telah terjadi pada dirimu. Kukan coba untuk memahami keputusanmu untuk berbagi rasa dengannya, kalau memang itu yang kau inginkan. Asalkan kita masih tetap bersama.
Kasih ….
Ku berjanji takkan menuntut apapun darimu asalkan kau masih tetap mencintaiku seperti dulu. Ku takkan pernah menanyakan apapun yang kau lakukan dengannya walaupun sebenarnya ini teramat berat bagiku karena besarnya rasa cintaku padamu.
Kasih….
Janganlah kau perlakukan seperti ini. Janganlah kau selalu menghindariku. Luangkanlah waktumu untukku seperti dulu.
Kasih ….
Jangan kau siksa aku seperti ini. Jika aku salah tunjukkan kesalahanku, hingga aku dapat memperbaikinya. Kuakui selama ini aku memang terlalu banyak menuntut padamu. Tanpa menyadari keadaanku dan posisiku. Bahwa memang sebenarnya aku tak pantas bagimu mengingat terlalu banyaknya perbedaan diantara kita
Kasih ….
Janganlah kau tinggalkan aku begitu saja. Karna bagaimanapun aku pernah merasakan ketulusan cintamu. Kini kau boleh perlakukan aku seperti apapun yang kamu mau, asalkan kau masih tetap bersamaku
Kumohon padamu. Kabulkanlah pintaku karena sebenarnya aku begitu mencitaimu melebihi segalanya.
Kasih ….
Jangan kau biarkan hariku berlalu tanpa indahnya senyum di bibirmu. Seperti saat-saat yang telah kita lalui bersama. Please datanglah padaku dengan senyum dan bahagiamu.
Aku yang merindukan kehadiranmu dan masih mencintaimu
KEPEDIHAN HATIKU
Senin 14 Agustus 2006 (1)
Temaram senja menghias cakrawalaJingga terpancara dari sinar mentarimu
Menyinari sudut-suut relung hatiku
Nyanyian serangga bagai kidung surgawi
Senandung yang membuai dan melenakan jiwa
Namun….
Mengapa malam begitu cepat datang?
Sedangkan keindahan itu masih ingin ku nikmati
Haruskah gelap malam mengurai kasih kita?
Hinga kita melangkah sendiri-sendiri
Untuk mengais sisa sisa keindahan yang pernah kita cipta
Sedang kita tahu hanya impian saja yang kan kita temui
Bukan kenyataan seperti tyang kemarin kita rasa
Aku tak mampu membayangkan
Apalagi harus merasakannya
Perpisahan di simpang jalan yang kita temui
Sedang diriku masih ingin menjajari langkah kakimu
Walau ku tahu jalan yang kita lalui penuh lubang dan mendaki
Tapi bila itu yang kau inginkan
Ku tak mampu lagi jejakkan langkahku
Yang tlah limbung di telan duka
Senin 14 Agustus 2006 (2)
Kala mentari lelap di peraduan malam
Kesendirian mengusik bayangmu
Terkenang jelas
Sekilas mengikat erat
Biru kelabu nuraniku
Dan gelap malampun membelenggu jiwaku
Yang rindu akan cahaya kasihmu
Kala kesendirian terasa menyiksa
Kucoba berlari
Bersimpuh dalam sesal
Yang menyenandungkan
Kidung biru dihatiku
Tentang asa,rindu & asmara
Namun….
Saat kusadar
Kenyataan bukanlah anganku
Walau ku ingin anganku jadi nyata
Semakin samar kutatap warna cintamu
Semakin menghilang dari pandangan mataku
Semakin redup kulihat rona biru hatimu
Semakin menjauh dari rengkuhku
Semakin memudar rasa rindu di hatimu
Semakin sulit kucoba tuk menggapai
Namun ….
Ada senyummu di sela malamku
Inikah airmataku yang leleh?
Menahan kerinduan
Senin 14 Agustus 2006 (3)
Waktu berlalu gontaiTaiada lagi mengejar detik
Seakan malam berhenti mengalir
Tersumbat kepedihan didada
Kristal kerinduanpun mebatu
Seiring patahnya sebuah asa
Yang mendamba luruhan embun
Tuk menghapus gersang di padang jiwaku
Masih juga darah mengucur merah
Tetes nanah mengalir dari rengkah luka
Dan di sudut sana terlihat
Lukisan biru yang retak
Terbingkai kepedihan
Benang asa yang tlah terajutpun
Kini koyak terserak
Teronggok bersama serpihan angan
Masih juga ada rindu di hatiku
Walau api cemburu menjilat sukma
Masih juga ada cinta yang kurasa
Walau perih menyiksa jiwa
Masih juga bayangmu menghias anganku
Walau cintamu bukan lagi milikku
Senin 14 Agustus 2006 (4)
Oh bulan…
Kau janjikan purnamamu
Tuk indahkan malam kami
Kau janjikan purnamamu
Tuk bahagiakan cerita cinta kami
Kau janjikan purnamamu
Tuk ikatkan janji kami
Oh bulan…
Mengapa….
Purnamamu kini merenggut bahagiaku
Mengapa kau hempaskan aku dalam pilu
Disaat anganku membumbung
Dan menunggu bahagia di bawah purnamamu
Pekat malam membutakan arahnya
Burung malam mematok kepalanya
Membawanya melesat ke langit hitam
Hingga dia tak dapat lagi tuk berpikir
Tentang siapa dirinya
Kini dia masih terdiam terpaku menanti pagi
Tiada lelah dia berdiri
Bagai patung pualam disampingnya
Walau dia tahu pagi tiada kan datang
Karna matahari takkan pernah bersinar
KEPEDIHANKU II
Selasa 15 agustus 2006
Berat langkah kaki kujejakkan
Dalam perjalanan mencari kepastian
Gelap kutelusuri jalan mendaki
Dalam debar keraguan yang menyiksa jiwa
Bayang kepedihan menggantung di pelupuk mata
Menggerogoti setiap sendi
Menjalar dalam aliran nadi
Namun …..
Ku coba tuk kuatkan hati
Demi setitik asa yang masih tersisa
Kucoba seret langkah kaki
Mengusir bayang ketakutan
Dan kini…..
Akhirnya kutemukan sebuah keyakinan
Yang terucap lembut lewat bibirmu
Asapun kini kembali mengalir
Mengisi setiap rongga jiwaku
Malamkupun kini kembali terisi
Taburan rasa bahagia
Ku berharap semoga….
Harapan ini adalah sebuah kejujuran
Yang muncul dari sanubarimu
Doaku semoga….
Kebahagiaan yang pernah kurasa
Tetap terjaga untuk selamanya
Bersama cinta di hatimu untukku
Dan semoga….
Bidadari mungilku kan kembali
Seperti bidadari mungilku yang dulu
Yang kan ukirkan bahagia bersama
Seperti dahulu
Amin ….
Selasa 15 agustus 2006 (2)
Ada sejuk menggenangi jiwaKala kudengar sebuah janji
Yang kau ucap dari bibirmu mungilmu
Tentang asa yang selalu ku damba
Ada bahagia terasa
Kala kudengar
Kau ucap kata sayang dari mulutmu
Ada angan yang tumbuh kembali
Perlahan kucoba kumpulkan kembali
Serpihan asa yang tersisa
Perlahan ku coba baitkan kembali
Senandung asa yang yang hampir sirna
Kasih…
Kuharap apa yang kau ucap di malam ini
Adalah janji pasti yang kan selalu kau tepati
Kasih ….
Kuharap kata sayang yang kau ungkap di malam ini
Adalah sebuah kejujuran di hatimu
Hingga ku takkan lagi merasakan pedih di hati
Kasih ….
Kuharap kan selalu kau jaga cinta di hatimu untukku
Walau ku tahu kini hatimu tlah terbagi
Kasih ….
Kuharap asa yang malam ini kau berikan untukku
Adalah asa yang sebenarnya
Hingga ku merasa bahagia
Kasih ….
Janjimu, sayangmu, dan asa yang kau berikan
Semoga tiada kan pernah ternodai